AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah
"suatu sindrom “serbuan” penyakit-penyakit terhadap tubuh akibat menurunnya sistem kekebalan".
AIDS disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).
AIDS merupakan kelanjutan dari HIV pada tingkatan yang lebih parah dan berbahaya. Lemahnya sistem imun pada tubuh penderita AIDS membuatnya rentan mengalami infeksi oportunistik.
Infeksi oportunistik adalah
"suatu infeksi yang disebabkan oleh organisme dengan mencari kesempatan untuk menyerang orang yang memiliki kekebalan
tubuh yang buruk".
Beberapa contoh di antaranya:
- kanker,
- neumonia (PCP),
- sarkoma kaposi,
- penurunan berat badan yang drastis,
- gangguan daya ingat, dan
- tuberkulosis (TBC).
Virus itu sebenarnya tidak menyebabkan kematian.
Kematian utamanya terjadi akibat infeksi oportunistik karena kekebalan tubuh yang rendah. HIV secara perlahan menurunkan sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh (CD4) dari tingkat CD4 normal sebesar 1000. Selama 5-7 tahun jumlah CD4 akan terus menurun hingga mencapai di bawah 200 dan menimbulkan gejala.
Tanda-Tanda / Gejala Yang bisa di kenaliCara terbaik untuk mengetahui apakah sesorang mengidap HIV / AIDS atau tidak adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan melalui test darah. Ketika pengujian tidak memungkinkan, ada tanda-tanda tertentu yang bisa menunjukkan apakah seseorang mengidap HIV/AIDS atau tidak, atau minimal megetahui gejala-gejalanya. Harus diingat bahwa seseorang yang mengidap HIV biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda selama paling sedikit beberapa bulan sampai beberapa tahun.Pada orang dewasa, 3 tanda-tanda utama AIDS adalah:1. Kehilangan 10% dari berat badan lebih dari satu bulan tanpa penyebab.2. Diare lebih dari satu bulan.3. Demam yang berlangsung selama lebih dari satu bulan baik konstan atau datang dan pergiPada orang dewasa, 5 tanda minor AIDS adalah:
- Batuk kering yang tidak sembuh-sembuh.
- Kulit gatal di seluruh tubuh.
- Herpes zoster (mirip cacar air, atau disebabkan virus yang juga mengakibatkan cacar air, virus herpes) yang tidak kunjung sembuh.
- Candidiasis, yang putih, mengangkat ruam pada mulut, lidah, atau tenggorokan.
- Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan) dengan atau tanpa infeksi aktif.
Orang dewasa dapat didiagnosis mengidap AIDS, jika memiliki minimal 2 tanda-tanda utama dan satu tanda minor. Tapi, itu sudah cukup untuk membuat diagnosis AIDS jika seseorang mengidap kanker kulit (disebut Karposi, yang biasanya kemerah-merahan, ungu, atau bintik-bintik hitam pada kulit yang dapat menjadi besar dan menyakitkan) atau kriptokokal meningitis (infeksi pada meliputi otak yang menyebabkan demam, leher kaku, sakit kepala, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk bangun).
Pada anak-anak, 3 tanda-tanda utama AIDS adalah:
1. Berat badan, atau pertumbuhan lambat.2. Diare berat selama 14 hari atau lebih.3. Demam selama lebih dari satu bulan.
Pada anak-anak, 5 tanda minor AIDS adalah:
1. Kulit gatal di seluruh tubuh.2. Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan).3. Candidiasis (bintik-bintik putih) di dalam mulut, lidah, atau tenggorokan.4. Infeksi pada telinga, tenggorokan, dan infeksi lainnya.5. Batuk yang tidak sembuh-sembuh.
Tanda kecil lainnya adalah jika sang ibu telah dinyatakan positif HIV / AIDS atau memiliki tanda-tanda AIDS. Bagi seorang anak untuk dapat didiagnosis dengan AIDS, maka harus ada 2 besar dan 2 kecil tanda-tanda yang tercantum di atas.
Fase 1.
Pada tahap awal infeksi HIV biasanya tidak terlihat gejala. Seseorang dapat mengidap HIV selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya. Tes darah akan menunjukkan antibodi setelah virus terbentuk dalam melawan virus AIDS. Akan tetapi, itu pun memerlukan waktu hingga tiga bulan sebelum antibodi terbentuk. Artinya, bila seseorang melakukan tes darah segera setelah ia melakukan hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, misalnya, virus belum akan terlihat hingga tiga bulan mendatang.
Fase 2.
Fase 2.
Penderita akan mengalami sakit yang tidak terlalu parah. Pada tahap ini virus berkembang dalam sel darah putih dan menghancurkannya. Saat hampir semua sel dihancurkan, sistem kekebalan tubuh juga ikut hancur, dan tubuh juga menjadi lemah. Beberapa gejala yang mungkin akan terlihat di antaranya adalah penderita mulai merasa lelah dan berat badan menurun. Ada kemungkinan mereka juga akan mengalami batuk, diare, demam, atau berkeringat di malam hari.
Fase 3.
Gejala penyakit sudah semakin parah karena virus HIV hampir menghancurkan seluruh sistem kekebalan tubuh. Tubuh akan mengalami kesulitan, bahkan tidak mampu lagi untuk melawan bakteri. Inilah fase seseorang mengidap AIDS. Selain itu, penderita juga dapat terkena sejenis kanker yang disebut sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah). Padaumumnya, AIDS tidak akan membunuh penderitanya, tetapi infeksi penyakit lain dan kankerlah yang melakukannya. Pengidap HIV/AIDS yang terkena flu akan lebih terancam jiwanya, dibandingkan dengan orang lain yang tidak mengidap HIV/AIDS.
Faktor Pemicu Penularan
- Berhubungan intim dengan penderita HIV atau orang yang tidak diketahui terkena HIV.
- Berganti-ganti pasangan.
- Berhubungan intim dengan pekerja seks.
- Berbagi jarum suntik, baik penggunaan jarum secara bersamaan untuk penindikan, pemakaian narkoba, atau membuat tato.
- Korban kekerasan seksual, misalnya akibat diperkosa oleh penderita HIV.
- Mengalami penyakit menular seksual lainnya seperti herpes, chlamydia, gonorrhea, trichomoniasis, atau hepatitis.
- Ibu yang mengalami HIV rentan menularkan HIV pada anak yang dikandung.
- Tetap setia pada pasangan, tidak berganti-ganti pasangan.
- Mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. HIV yang ditularkan ibu kepada anaknya terjadi saat kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Jika seorang wanita hamil yang terinfeksi HIV mendapatkan pengobatan antivirus sejak dini dan secara teratur selama kehamilannya, kemungkinan penularan HIV pada bayi yang dikandung akan berkurang drastis. Tidak semua bayi yang dilahirkan dari ibu yang positif HIV akan tertular HIV juga. Jika 100 ibu yang terinfeksi HIV masing-masing melahirkan satu bayi, rata-rata 30 bayi akan tertular HIV. Rata-rata virus akan ditularkan pada 5 bayi selama kehamilan, 15 lagi pada saat persalinan, dan 10 bayi melalui ASI. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap wanita hamil untuk mengetahui apakah dirinya positif HIV atau tidak (terutama bagi mereka yang hidupnya berisiko tinggi untuk terkena HIV/AIDS). Pemeriksaan dini sangat penting, untuk mengurangi risiko bayinya tertular HIV/AIDS dari ibunya.
- Konseling merupakan komponen penting dari penanggulangan epidemi AlDS. Orang yang terinfeksi atau terpengaruh oleh HIV, memerlukan informasi, saran, dan dukungan untuk mengatasi keadaannya. Lebih jauh lagi, konseling individual mengenai cara memerhatikan dan merawat diri serta orang lain, dapat membantu mencegah terjadinya penyebaran HIV/AIDS.
- Melakukan tes mandiri jika melakukan hubungan seks secara aktif dan berganti-ganti pasangan
0comments:
Post a Comment