
Manusia yang berkualitas diperlukan dalam
rangka pembangunan bangsa di masa depan. Terbentuknya manusia
yang berkualitas tidak dapat dengan serta merta diwujudkan. Hal
ini harus dimulai sejak masa kanak-kanak. Hal
tersebut dikarenakan anak merupakan investasi yang
sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia (SDM ) di masa
depan. Dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas salah
satunya melalui pendidikan.
Penelitian menemukan bahwa sejk lahir anak
manusia memiliki kurang lebih 100 milyar selotak. Sel-sel otak
ini tidak akan tumbuh dan berkembang dengan pesat tanpa
adanya stimulasi dan didayagunakan (Gutama, dkk, 2005:3). Berdasarkan
hal tersebut maka jelaslah bahwa pendidikan sejak usia dini
sangatlah penting. Dalam rangka pembentukan karakter bangsa
sejak usia dini salah satu aspek yang dikembangkan
adalah pendidikan nilai. Dengan diberikannya pendidikan nilai
dan moral sejak usia dini, diharapkan pada tahap perkembangan
selanjutnya anak akan mampu membedakan baik buruk, benar salah,
sehingga anak dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.
Ini akan berpengaruh pada mudah tidaknya anak diterima oleh
masyarakat sekitarnya dalam hal bersosialisasi. Salah satu bidang
yang harus ada dalam pendidikan nilai moral adalah
penanaman nilai moral nasionalisme termasuk cinta terhadap
kekayaan bahari. Seperti diketahui bahwa di era globalisasi ini wawasan kebangsaan
menjadi sangat penting untuk diberikan kepada anak usia dini.
Dengan adanya pendidikan wawasan
kebangsaan diharapkan nantinya anakanak akan tumbuh
menjadi generasi-generasi bangsa yang mencintai negeri dan tanah
airnya. Sebaliknya jika anak-anak tidak dibekali nilai-nilai wawasan
kebangsaan yang kuat, di masa mendatang akan sangat rentan
“dijajah” oleh berbagai hal dari luar. Penjajahan ini diantaranya
budaya, tingkah laku dan lain sebagainya (Nuraeni, 2008). Salah satu
lembaga pendidikan yang dapat melakukan penanaman nilai moral
kebangsaan adalah Taman Kanak-kanak (TK) yang merupakan salah satu
lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) formal. Anak TK adalah
anak yang sedang dalam tahap perkembangan pra operasional
kongkrit, sedangkan nilai-nilai moral merupakan konsep yang
abstrak, sehingga dalam hal ini anak belum serta merta menerima
apa yang diajarkan guru atau orang tua yang sifatnya
abstrak secara cepat.
Untuk itulah guru atau pendidik di TK harus
pandai-pandai memilih dan menentukan metode yang akan digunakan untuk
menanamkan nilai-nilai moral kepada anak agar pesan moral
benar-benar sampai dan dipahami oleh siswa untuk bekal
kehidupannya di masa yag akan dating. (Sumber diolah dari:
Jurnal Inovasi dan Perekayasa Pendidikan Vol. 3 Tahun ke-1
Desember 2010)
Menteri Pendidikan Nasional Mohammad
Nuh mengatakan, karakter kebangsaan menjadi hal penting dalam
perkembangan sebuah bangsa. Dalam proses pembentukannya, karakter kebangsaan
menjadi tugas bersama, terutama para penentu kebijakan.
Demikian diungkapkan Mendiknas Mohammad Nuh kepada Kompas.com,
Jumat (29/4/2011), seusai penandatanganan nota kesepahaman antara
Mendiknas dan Kasad TNI AD George Toisutta tentang perluasan layanan
pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan keaksaraan. Nuh
mengatakan, pembentukan karakter kebangsaan harus dimulai dengan membangun
kecintaan kepada Tanah Air. “Karakter yang ingin kita bangun adalah
karakter cinta terhadap Tanah Air, itu yang paling mendasar,” kata Nuh.
Nuh juga menambahkan, banyak cara untuk membangun karakter cinta Tanah Air. Salah
satunya dengan mengenalkan bendera Merah-Putih dan lagu-lagu kebangsaan sejak PAUD. “Karena
esensinya adalah menumbuhkan kecintaan terhadap Tanah Air, pendidikan karakter
kebangsaan memang harus dimulai sejak PAUD,” ujarnya. Seperti
diberitakan, Kementerian Pendidikan Nasional bekerja sama dengan TNI Angkatan
Darat dalam gerakan nasional PAUD. Terlebih gerakan nasional PAUD
difokuskan di beberapa daerah terpencil yang masih kekurangan sumber daya
manusia (SDM), tenaga pengajar, maupun sarana dan prasarana pendidikannya.
Menurutnya, PAUD pada 2011 ini dijadikan sebagai gerakan nasional menyongsong
2045. Ia berharap usia 100 tahun Indonesia merdeka itu sebagai fase meletakkan
fondasi pilar-pilar berbangsa dan bernegara.
Artikel terkait:
Artikel
- Pengertian Populasi dan Sampel Penelitian
- Google Telanjangi Tubuh Manusia
- Cara Menaikkan Rangking Alexa dengan Alexa Booster 3.4
- Bapak Ilmu Bedah Modern, Al-Zahrawi
- Ibnu Rusyd: Aristotelianis Muslim Penyelaras Agama dan Filsafat
- Biography of Avicenna, Ibnu Sina
- AL-BIRUNI matematikawan Persia
- Contoh Makalah Pendidikan Disiplin
- Lowongan Kerja DEPKEU 2012 - CPNS 2012-2013
- Proposal Penelitan Tindakan Kelas (PTK) peserta PLPG Sertifikasi Guru
0comments:
Post a Comment